Langsung ke konten utama

Kisah Sukses Orang Orang Sebagai Wirausaha

Yasa Singgih



Terlahir dari keluarga biasa-biasa saja, anak kelahiran 1995 ini memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis sejak sangat belia. Sejak berusia 15 tahun, setelah ayahnya terkena serangan jantung dan harus dioperasi, ia mulai mencari uang sendiri dengan menjadi pembawa acara di berbagai acara ulang tahun dan musik. Selain itu, masih di usia yang sama, ia mulai berbisnis online dengan menjual lampu hias, namun tidak bertahan lama karena persoalan pemasok. Setahun kemudian, di usia 16 tahun, Yasa beralih ke bisnis mode. Sempat jatuh bangun dan diremehkan orang, hingga rugi ratusan juta rupiah dari berbagai bisnis, sebelum akhirnya ia berhasil membangun brand pakaian sendiri dengan mengusung nama Mens Republic. Selain itu, ia juga mengelola usaha konsultasi manajemen bernama MS Consulting serta kompleks perumahan dalam bentuk kavling tanah di Bogor.


Bob Sadino

Terlahir di Lampung, 9 Maret 1939, mendiang pengusaha dengan nama lengkap Bambang Mustari Sadino ini termasuk salah satu pengusaha sukses yang sempat mengalami jatuh-bangun sebelum akhirnya menorehkan kesuksesan besar. Setelah sekitar sembilan tahun menjadi pegawai, Bob memutuskan untuk berhenti dan banting setir menjadi pengusaha. Usaha pertama yang dirintisnya adalah bisnis penyewaan mobil, dengan hanya bermodalkan satu mobil Mercedes dan ia supiri sendiri.

Namun karena musibah kecelakaan yang menimpanya saat mengemudikan mobil yang disewakannya itu, bisnis itupun berhenti di tengah jalan. Tidak putus semangat, ia kemudian beralih profesi sebagai buruh bangunan yang dibayar dengan upah harian. Saat menjadi kuli tersebut, ia melihat adanya peluang bisnis yang lain, bisnis ternak ayam dan telur ayam negeri. Dengan modal pinjaman tetangganya, akhirnya Bob mulai menjalankan bisnis tersebut. Awalnya, Bob menawarkan sendiri dagangannya dari rumah ke rumah di wilayah sekitar tempat tinggalnya, terutama kepada para ekspatriat, di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.  Bisnis telurnya tersebut akhirnya berbuah manis dan ia mengembangkan sayap dengan menjual daging dan sayuran hidoponik. Berkat keuletannya, bisnis tersebut sukses dan ia pun mendirikan Kem-Chicks, supermarket ternama yang menjual berbagai macam produk peternakan dan pertanian. Meski sudah sukses, ia tetap tampil sederhana dan kerap kali melayani sendiri para pelanggannya seperti keluarganya sendiri.



Hamzah Izzulhaq


Pemuda kelahiran 1993 ini sudah membuktikan diri sebagai pengusaha muda yang sukses. Sejak kecil, ia sudah terlihat memiliki bakat berbisnis, yakni dengan berjualan kelereng, petasan, hingga koran. Ia juga pernah menjadi tukang parkir dan ojek payung. Saat tengah mengikuti seminar bisnis pelajar ketika masih duduk di bangku SMA, Hamzah ditawari usaha waralaba bimbingan belajar oleh seorang pemuda yang juga masih muda namun sudah memiliki bimbingan belajar dengan 44 cabang. Dengan bermodal uang Rp5 juta dan pinjaman Rp70 juta dari ayahnya, ia membeli salah satu cabang yang kebetulan ditawarkan untuk diambilalih seharga Rp175 juta. Sisanya yang sebesar Rp100 juta dibayar dengan dicicil dari keuntungan setiap semester. Usahanya itu semakin berkembang, dan kini Hamzah sudah memiliki 3 lisensi waralaba bimbel dengan jumlah siswa di atas 200 orang setiap semester. Sejak akhir 2011, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Pemuda 22 tahun ini menjabat sebagai direktur utama.


Susi Pudjiastuti



Perempuan kelahiran 1965 yang sekarang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI di bawah Presiden Jokowi ini adalah seorang pengusaha yang terkenal tegas. Ia merintis bisnisnya di bidang perikanan dan kemudian maskapai penerbangan dari nol. Setelah memilih untuk berhenti sekolah sebelum lulus SMA, ia memulai usahanya sebagai pedagang pakaian dan bed cover. Setelah melihat potensi wilayah tempat tinggalnya, Pangandaran, sebagai penghasil ikan, Susi lantas memanfaatkannya sebagai peluang bisnis dan beralih ke usaha perikanan. Dengan modal hanya Rp750 ribu hasil dari menjual perhiasannya, ia mulai membeli ikan dari tempat pelelangan dan memasarkannya ke sejumlah restoran. Setelah sempat tersendat, bisnis Susi akhirnya berhasil menguasai bursa pelelangan ikan di Pangandaran dan bahkan kemudian merambah ke ekspor ikan dan lobster.

Bisnis maskapai penerbangannya juga berawal dari bisnis perikanan tersebut. Untuk mengatasi masalah pengiriman ikan yang lambat apabila lewat darat atau laut, Susi membeli sebuah pesawat dari pinjaman bank untuk pengangkutan produk lautnya, yang kemudian berkembang menjadi armada maskapai penerbangan Susi Air yang melayani rute pedalaman dan carter.


Reza Nurhilman



Reza Nurhilman adalah nama pemuda yang berada di belakang produk keripik singkong ekstra pedas yang populer itu. Reza memulai bisnis keripik singkong ini pada pertengahan 2010 seorang diri saat berusia 23 tahun dengan modal awal 15 juta rupiah. Untuk bisnisnya ini, ia menggandeng satu produsen keripik lokal di Bandung.

Reza mengawali bisnisnya ini dengan melakukan pemasaran sederhana, yakni melalui platform media sosial, Twitter, sebelum mengembangkan sayap dengan menerapkan sistem keagenan yang menggunakan istilah Jenderal agar produknya bisa menggapai konsumen yang lebih luas. Para Jenderal ini memasarkan produknya dengan cara berkeliling atau nomaden.

Pemuda kelahiran Bandung 28 tahun yang lalu ini mengaku kunci kesuksesannya terletak pada cara berpikirnya yang out of the box, yaitu dengan tidak membuka toko seperti kebanyakan penjual sehingga membuat produknya eksklusif.  Melalui Twitter, para jenderal memberitahu informasi lokasi penjualan setiap harinya. Cara pemasaran yang cukup unik ini terbukti berhasil mengangkat nama Maicih di dunia maya. Baru setengah tahun saja, omzet Maicih bisa mencapai Rp7 miliar per bulan.

Dea Valencia



Semenjak umur 16 tahun, Dea telah menyukai batik. Kecintaannya terhadap kain batik ini ditularkan dari sang Ibu. Namun karena waktu itu Dea belum bekerja dan tidak memiliki uang, Dea tidak dapat membeli kain batik tersebut. Ia akhirnya mendapatkan ide untuk mendaur ulang kain batiknya yang telah usang. Dari hasil daur ulang tersebut, terciptalah baju batik cantik yang modis.

Dea memulai bisnis baju batiknya dengan diberi nama batik kultur. Awal mula berbisnis, Dea hanya dapat memproduksi 20 pakaian. Seiring waktu Dea dapat memproduksi 800 baju sebulan. Omset yang didapatkan Dea pun tak tanggung-tanggung karena dalam setahun Dea bisa memperoleh kurang lebih 3,5M! Angka fantasis itu tentu didapat dari kerja keras. Berjuang dari nol, Dea sendirilah yang mendesai produknya, memasarkan di media sosial, dan menjadi model untuk bisnisnya sendiri.

Sebagian pekerja Dea memang merupakan kaum disabilitas. Dea sengaja merekrut kaum disabilitas karena Dea percaya kaum disabilitas pun dapat bekerja seperti masyarakat normal lainnya. Selain itu, Dea pun dapat belajar banyak dari semangat dan kerja keras yang di miliki oleh kaum tersebut.




Sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warung Lalapan Dinda salah satu destinasi kuliner Manado

Belum lengkap rasanya ke-Manado tampa merasakan kuliner-kulinernya yang sangat beraneka ragam bahkan hingga mendunia. Selain keaneka ragamannya, kuliner manado juga dikenal karena makanan-makanannya yang didominasi oleh makanan yang pedas-pedas. Dalam blog saya kali ini saya akan memperkenalkan satu tempat wisata kuliner yang sering saya kunjungi disaat hari libur. Warung Lalapan Dinda begitulah nama tempat itu dikenal. Warung Lalapan Dinda ini bertempat di Sario, Jln. Ahmad Yani di samping Aula Idaman. Warung ini buka setiap hari pada pukul 18.00-12.30 wita. Ayam bakar rica dan Ayam bakar madu adalah dua menu makanan yang menjadi andalan dari warung ini, diikuti dengan nasi goreng, ayam lalapan, gulai kambing, dan lain sebagainya. Harga kuliner yang di jual cukup terjangkau mulai dari Rp. 15.000 sampai Rp. 25.000. Untuk harga 1 paket Ayam bakar dihargai Rp.23.000.  (ayam bakar madu) Warung Lalapan Dinda ini sudah berdiri selama 6 Tahun dari tahun 2012, dan di kelola o...

Proposal Usaha

PROPOSAL USAHA KEWIRAUSAHAAN DISUSUN OLEH:                                                      Subingar Triono (17021106002) Bella Kalalo (17021106003) Gladys Pongoh (17021106018) Dinah Syawie (17021106032) UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI INFORMATIKA 2017/2018 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun proposal ini dengan sebaik mungkin dan dengan hasil yang maksimal. Proposal ini kami susun bertujuan untuk menunjang usaha sekaligus menambah pengetahuan dan keterampilan dalam berwirausaha. Proposal ini kami sajikan dalam bahasa ya...